Alpinia Officinarum
Sering dikenal dengan nama galangal, seperti anggota keluarga jahe lainnya, galangal memberikan efek menghangatkan dan menenangkan pada pencernaan. Rasanya yang harum dan sedikit pedas cocok untuk semua kondisi di mana bagian tengah tubuh memerlukan kehangatan lebih. Galangal diperkenalkan ke Eropa sekitar abad ke-9. Mistikus Jerman, Hildegard dari Bingen, menganggapnya secara harfiah sebagai "rempah kehidupan," yang diberikan oleh Tuhan untuk menangkal penyakit.
Habitat dan Budidaya
Berasal dari daerah padang rumput di Cina selatan dan Asia Tenggara secara umum, galangal sekarang dibudidayakan sebagai rempah-rempah dan obat di sebagian besar wilayah tropis Asia. Galangal diperbanyak dengan membagi dan menanam kembali rimpangnya pada musim semi. Tanaman ini membutuhkan tanah yang berdrainase baik dan posisi yang teduh. Rimpang dipanen dari tanaman berusia 4 hingga 6 tahun pada akhir musim tanam dan dapat digunakan segar atau dikeringkan.
Spesies Terkait
Galangal besar, juga dikenal sebagai jahe Siam (A. galanga), meskipun merupakan kerabat dekat galangal, memiliki rasa dan kandungan minyak atsiri yang jauh lebih rendah. Tampaknya memiliki tindakan anti-ulser. Dua spesies Alpinia lainnya, cao dou cou (A. katsumadai) dan yi zhi ren (A. oxyphylla), digunakan dengan cara yang mirip dengan galangal dalam pengobatan tradisional Tiongkok.
Kandungan Utama
- Minyak atsiri (sekitar 1%) mengandung alfa-pinen, sineol, linalool
- Sesquiterpene lakton (galangol, galangin)
- Diterpen
- Flavonoid
Kegunaan
- Tonik pencernaan yang menghangatkan
- Karminatif
- Anti-inflamasi
- Anti-mual
- Antibakteri
- Antijamur
- Antitumor
Penelitian
- Antibakteri: Penelitian menunjukkan bahwa galangal memiliki aktivitas antibakteri, terutama terhadap Staphylococcus aureus, yang bertanggung jawab atas banyak infeksi telinga, hidung, dan tenggorokan.
- Antijamur: Galangal menunjukkan aktivitas yang jelas terhadap jamur dalam penelitian laboratorium, terutama terhadap Candida albicans.
- Osteoartritis: Sebuah uji klinis pada tahun 2001 menemukan bahwa ekstrak terkonsentrasi dari jahe (Zingiber officinalis) dan galangal efektif dalam meredakan gejala osteoartritis pada lutut.
Penggunaan Tradisional
- Pengobatan Tiongkok: Dalam pengobatan herbal tradisional Tiongkok, galangal adalah herbal yang menghangatkan, digunakan untuk nyeri perut, muntah, cegukan, serta diare akibat dingin internal. Ketika digunakan untuk cegukan, galangal dikombinasikan dengan codonopsis (Codonopsis pilosula) dan fu ling (Poria cocos).
- Tradisi India: Di India dan Asia barat daya, galangal dianggap sebagai stomachic, anti-inflamasi, ekspektoran, dan tonik saraf. Galangal digunakan dalam pengobatan cegukan, dispepsia, nyeri perut, artritis reumatoid, dan demam intermiten.
- Herbal Barat: Galangal diperkenalkan ke Eropa oleh dokter Arab lebih dari 1.000 tahun yang lalu. Di Barat, galangal terutama digunakan untuk gas, gangguan pencernaan, muntah, dan nyeri perut. Infus galangal dapat digunakan untuk meredakan sariawan dan gusi yang sakit. Galangal telah lama direkomendasikan sebagai pengobatan untuk mabuk laut, yang tidak mengherankan mengingat kemampuan kerabatnya, jahe (Zingiber officinale) untuk meredakan mabuk perjalanan.
- Kandidiasis: Galangal dapat digunakan bersama herbal antijamur lainnya sebagai bagian dari regimen untuk mengobati kandidiasis usus.
- Dosis: Pada dosis sedang, galangal adalah herbal yang menghangatkan dan lembut merangsang untuk sistem pencernaan yang lemah, tetapi pada dosis yang lebih tinggi dapat menjadi iritan.